Pages

Wednesday, November 21, 2018

Inspirasi Dakwah Kesehatan dari Surah Al-Ma’un

Membantu orang miskin adalah embrio pendirian rumah sakit dan klinik Muhammadiyah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dakwah Muhammadiyah di bidang kesehatan sudah dimulai sejak sebelum kemerdekaan Indonesia, tepatnya pada tahun 1923. Kini dakwah Muhammadiyah di bidang kesehatan telah berwujud 97 rumah sakit (RS) dan 214 klinik. Dakwah yang dilakukan di bidang kesehatan tidak terlepas dari spirit al- Ma'un.

Ketua Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Drs M Agus Samsudin, mengatakan, membantu orang miskin adalah embrio pendirian rumah sakit dan klinik Muhammadiyah.

Ia menjelaskan, pertama, Muhammadiyah kuat dan mandiri sumber daya manusianya karena memiliki dokter, perawat, dan tenaga medis lainnya. Kedua, secara keuangan, Muhammadiyah juga mandiri. Organisasi tidak mengambil keuntungan. "Seluruh keuntungan digunakan untuk kegiatan dakwah atau dikembalikan ke rumah sakit, kata Agus saat dihubungi pada Senin (12/11).

Keuntungan yang didapat rumah sakit dan klinik Muhammadiyah dikembalikan ke mereka untuk menambah fasilitas atau untuk dakwah. Cara seperti ini membuat RS dan klinik Muhammadiyah berbeda dengan pusat pelayanan kesehatan lainnya yang mengedepankan keuntungan.

Ketiga, Muhammadiyah juga punya komunitas yang terdiri atas orang-orang Islam. Mereka setia kepada organisasi dan selalu berobat di RS dan klinik Muhammadiyah. Tiga hal ini yang membuat Muhammadi yah mampu membangun dan mengelola ratusan RS dan klinik di seluruh Indonesia.

Agus menerangkan, jelas sekali spirit surah al-Ma'un ayat 3, yaitu membantu orang yang miskin, kesusahan, dan yatim piatu. Ini tidak sebatas teori dan perkataan, bagaimana spirit al-Ma'un ini diwujudkan dalam tindakan nyata.

Muhammadiyah juga sedang menggulirkan program penguatan gerakan 1.000 klinik di seluruh Indonesia. Tujuannya untuk memperbanyak jumlah fasilitas kesehatan guna memperluas jangkauan layanan kesehatan.

Untuk mewujudkan hal itu, pembangunan klinik dilakukan berbasis perguruan tinggi, sekolah Muhammadiyah, Pengurus Wilayah Muhammadiyah (PWM), dan Pengurus Cabang Muhammadiyah (PCM). "Kalau ada orang Muhammadiyah di sana, kita dirikan klinik yang fungsinya untuk masyarakat umum, ujarnya.

Agus menjelaskan, MPKU tidak mengurusi RS dan klinik Muhammadiyah saja. Banyak program MPKU yang dikerjakan bersama lembaga lain di Muhammadiyah. Sebagai contoh, Klinik Apung Said Tuhuleley yang beroperasi di Indonesia bagian timur. MPKU mendukung Klinik Apung dengan mengirim tenaga medis seperti dokter dan perawat untuk ikut bersama Klinik Apung.

Kemudian, Majelis Tabligh Muhammadiyah mendukung Klinik Apung dengan mengirimkan ustaz-ustaznya membantu program dakwah Klinik Apung di pelosok Indonesia. Sementara, dukungan pembiayaan untuk operasi Klinik Apung didapat dari Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu).

Jadi, ada sinergi antarlembaga di Muhammadiyah untuk upaya membuat klinik sebanyak mungkin. "Di bidang kesehatan, kebutuhan masyarakat sangat banyak maka Muhammadiyah mengikuti (untuk memenuhi) kebutuhan masyarakat, katanya.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyambut baik dakwah Muhammadiyah di bidang kesehatan karena telah mendukung dan memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Kemenkes berharap layanan kesehatan yang diberikan RS dan klinik Muhammadiyah standarnya terus ditingkatkan.

Direktur Pelayanan Kesehatan Primer Kemenkes, Saraswati, mengatakan, dalam upaya untuk meningkatkan standar pelayan an di RS dan klinik, Muhammadiyah diajak untuk berkoordinasi dengan Kemenkes. Kemenkes juga berharap RS dan klinik Muhammadiyah selain mengobati pasien juga mengedukasi masyarakat untuk menjaga kesehatan yang berfungsi mencegah mereka dari serangan penyakit dan meningkatkan imunitas tubuh.

RS dan klinik tidak hanya mengobati tapi juga memberikan penyuluhan kepada pasien atau keluarga pasien supaya jangan sampai pasien sakit lagi. "Kita berterima kasih kepada semua pihak dan Muhammadiyah yang ikut menyediakan akses terhadap kebutuhan pelayanan kesehatan, katanya.

Menurut Kemenkes, apa yang telah dilakukan Muhammadiyah di bidang kesehatan dapat menjadi contoh organisasi masyarakat (ormas) lainnya. "Boleh dibilang Muhammadiyah bukan pemerintah, tapi memberikan pelayanan kesehatan sebagai bentuk dukungan. Kita (Kemenkes) tidak menutup (kesempatan) untuk organisasi lain (melakukan hal yang sama), ujarnya.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2qWKyZp
November 21, 2018 at 07:00PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2qWKyZp
via IFTTT

No comments:

Post a Comment