Pages

Friday, November 30, 2018

Surabaya Jadi Finalis Guangzhoi International Award 2018

Dalam pengelolaan lingkungan ini, Surabaya fokus pada Reduce, Reuse, Recycle

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Kota Surabaya menjadi finalis dalam ajang Guangzhoi International Award 2018. Surabaya mengikuti ajang tersebut pada kategori Inovasi Perkotaan, tepatnya dari segi pengelolaan lingkungan. Dalam pengelolaan lingkungan ini, Surabaya fokus pada 3R (Reduce, Reuse, Recycle).

Kabag Humas Pemkot Surabaya, M. Fikser menjelaskan, dalam pengelolaan lingkungan, Surabaya memanfaatkan sampah untuk diubah menjadi tenaga listrik. Inovasi itu dilakukan untuk menekan volume sampah organic yang mencapai 60 persen dari 1.500 ton sampah kota per hari, yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) Benowo Surabaya.

"Kemudian sampah-sampah itu dikelola menjadi tenaga listrik 3 watt. Nah, tenaga listrik di taman-taman Surabaya itu hasilnya dari sampah," kata Fikser, ditemui di ruang kerjanya, Jumat (30/11).

Tak hanya itu, lanjut Fikser, Surabaya juga memanfaatkan sampah yang digunakan untuk ongkos Bus Suroboyo. Dimana, bagi masyarakat yang ingin naik bus tersebut, tidak harus membayar dengan uang, melqinkan dengan sampah botol plastik.

Keberhasilan itu, lanjut Fikser, panitia Guangzhoi menilai Surabaya termasuk kota-kota terindah di dunia dalam kategori inovasi perkotaan. Selain itu, keikutsertaan masyarakat dalam mengelola sampah, juga menjadi nilai untuk ikut ajang international itu.

"Panitia tidak hanya menilai inovasinya saja, juga menilai adanya keterlibatan masyarakat dalam program pengelolaan sampah di Surabaya," ujarnya.

Kota Surabaya, terang Fikser, saat ini masuk nominasi Inovasi Perkotaan dalam Guangzhou International Award 2018. Ajang bergengsi itu mengangkat tema menjaga lingkungan hidup yang melibatkan partisipasi masyarakat untuk mengelola sampah. Surabaya mewakili Asia Tenggara dan akan bersaing dengan 193 kota di dunia dari 66 negara.

"Tidak main-main untuk bisa ikut ajang tersebut, karena tidak semua kota bisa mengelola sampah. Surabaya bisa dikatakan membawa nama Indonesia, karena belum ada kota-kota di Indonesia yang ikut dalam ajang International itu," katanya.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2SlFsl8
November 30, 2018 at 06:52PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2SlFsl8
via IFTTT

No comments:

Post a Comment