REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA— Presiden Turki pada Ahad (30/12) berikrar bahwa negaranya akan terus menghancurkan pelaku teror seperti yang dilakukan Ankara pada masa lalu.
"Kami memasuki sarang teroris, menghancurkan dan terus menghancurkan mereka," kata Recep Tayyip Erdogan, sebagaimana dikutip Kantor Berita Anadolu, Senin (31/12) pagi.
Presiden Turki tersebut merujuk kepada operasi kontra-teror yang dilancarkan Ankara belum lama ini di dalam wilayah Turki dan di bagian barat-laut Suriah.
Erdogan berbicara dalam pertemuan Partai Keadilan dan Pembangunan (AK), yang dipimpinnya dan memerintah Turki, di Istanbul.
Dalam dua tahun belakangan ini, Turki telah melancarkan dua operasi kontra-teror di Suriah yaitu Operation Euphrates Shield dan Olive Branch untuk menghapuskan keberadaan anggota YPG/PKK dan ISIS di dekat perbatasan Turki, dan yang ketiga diperkirakan dilancarkan di sisi timur Sungai Eufrat.
Dalam aksinya selama lebih dari 30 tahun melawan Turki, PKK, yang dimasukkan ke dalam daftar organisasi teroris oleh Turki, AS, dan Uni Eropa, telah bertanggung-jawab atas kematian sebanyak 40 ribu orang, termasuk perempuan dan anak-anak. YPG adalah cabang PKK di Suriah.
Selama kurun waktu tiga bulan, koalisi pimpinan AS dan gerilyawn YPG/PKK menewaskan 165 warga sipil di satu wilayah Suriah Timur, kata satu organisasi non-pemerintah (NGO) Suriah dalam satu laporan, Sabtu (29/12).
Serangan pasukan koalisi, yang berusaha mengusir anggota ISIS dari daerah di sekitar Deir Ez-Zour, menewaskan 153 warga sipil, termasuk 71 anak-anak dan 29 perempuan, dan serangan oleh gerilyawan YPG/PKK menewaskan 12 warga sipil selama masa yang sama, termasuk tiga anak kecil, kata Jaringan Suriah bagi Hak Asasi Manusia (SNHR) di dalam laporan sepanjang masa 101 hari dari 11 September sampai 20 Desember.
Setelah pusat Kabupaten Hajin di Deir Ez-Zour diserbu kelompok teror YPG/PKK, sebanyak 6.000 warga sipil di desa dan kota kecil lain yang dikuasai ISIS terjebak di dalam pengepungan pasukan Pemerintah Presiden Bashar al-Assad dan gerilyawan YPG/PKK, kata laporan itu.
Laporan tersebut menambahkan, ISIS menggunakan warga sipil sebagai perisai manusia, sehingga mereka terperangkap serangan membabi-buta oleh pasukan pemerintah dan gerilyawan YPG/PKK.
ISIS masih menguasai lima kota kecil di bagian pedesaan Provinsi Deir Ez-Zour di Suriah Timur.
Dengan bantuan AS, anggota YPG/PKK menguasai sisi timur Sungai Eufrat dan daerah pedesaan di bagian barat serta timur Deir Ez-Ezour. Prancis juga menyediakan dukungan artileri buat kelompok teror itu.
http://bit.ly/2CFWWDU
December 31, 2018 at 06:01PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2CFWWDU
via IFTTT
No comments:
Post a Comment