Pages

Thursday, December 27, 2018

Menata Kata Kota Kita, Upaya Anies Melokalkan Istilah Asing

Gelombang istilah asing memenuhi ruang publik.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Priyantono Oemar

"Jalur Busway" kini telah menjadi "Jalur Transjakarta" atau "Lintasan Transjakarta". "Kecuali Busway", tulisan di bawah rambu larangan lewat, kini telah menjadi "Kecuali Bus Transjakarta".

Dulu, Holland Bakery pernah bersalin nama menjadi Holan Bakeri. Kini menjadi Holland Bakery lagi. Di saat bersamaan, hotel di Jakarta Selatan yang bernama Grand Melia juga diubah menjadi Gran Melia. Kini tetap bernama Gran Melia.

Kebijakan pengindonesiaan yang diputuskan Mendikbud Wardiman Djojonegoro saat itu dijalankan secara serampangan. Hal itu membuat bahasa Indonesia tercoreng nama agungnya. Setelah orang melupakan kebijakan Wardiman, gelombang istilah asing pun kembali memenuhi ruang publik.

Hingga akhirnya, ketika Jakarta memiliki angkutan bus terintegrasi, istilah asing pun bercokol meski salah kaprah penggunaannya. Orang masih menyebut "naik busway" untuk maksud naik bus Transjakarta. Orang masih menyebut "jalur busway" untuk maksud jalur Transjakarta. Orang masih menyebut "halte busway" untuk menyebut halte Transjakarta. Padahal nama-nama itu yang tertulis di ruang publik di Jakarta sudah diperbaiki.

Anies Baswedan ingin mengembalikan keagungan bahasa Indonesia, meski sewaktu di masa kampanye sebagai calon gubernur ia juga getol menggunakan nama-nama asing. Oke Oce, Oke Otrip, merupakan nama asing yang digunakan Anies dan menuai kritik. Oke Oce masih dipakai, tetapi Oke Otrip telah diubah menjadi Jak Lingko.

"Kita di Pemprov DKI sedang menginventarisasi istilah-istilah asing untuk diganti dengan istilah lokal," ujar Anies di acara Malam Anugerah Jurnalistik MH Thamrin, di Balaikota, Kamis (22/11).

Setelah Anies menjadi Gubernur, Badan Bahasa merasa bersyukur karena Anies masih peduli pada bahsa Indonesia. Pejabat Badan Bahasa sempat pontang-panting di masa sebelumnya ketika Simpang Susun Semanggi akan diresmikan. Pada 10 Mei 2017 sudah dideklarasikan namanya sebagai Simpan Susun Semanggi untuk mengganti nama Semanggi Interchange setelah melalui diskusi panjang sejak 24 April 2016. Semanggi Interchange digunakan saat peletakan batu pertama pada 8 April 2016.

Namun pada Juli, Pemprov memunculkan nama alternatif nama Simpang Baja Semanggi dan Simpang Cincin Semanggi. Kepala Bidang Pengendalian dan Penghargaan Badan Bahasa, Maryanto, pun segera kasak-kusuk di Balaikota. Ia disarankan agar ke kantor Bina Marga di Tanah Abang.

"Dari Kepala Dinas Bina Marga saya mendapat jawaban, bahwa nama yang ditulis di SK yang disiapkan Bina Marga tetap menggunakan nama Simpang Susun Semanggi," ujar Maryanto.

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2CDKhBr
December 28, 2018 at 04:13AM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2CDKhBr
via IFTTT

No comments:

Post a Comment