REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Angin kencang menjadi satu dari tujuh potensi bencana yang dimiliki Kabupaten Sleman. Terlebih, saat cuaca ekstrem sedang melanda memasuki puncak musim hujan di DIY.
Sepanjang Januari, tercatat puluhan pohon di Kabupaten Sleman telah tumbang akibat angin kencang yang telah terjadi. Sebanyak delapan pohon tumbang di Kecamatan Prambanan.
Satu pohon di Desa Bokoharjo mengakibatkan satu warung rusak ringan, lima pohon di Desa Madurejo mengakibatkan tiga rumah dan satu pos ronda rusak ringan, dan dua pohon di Desa Sumberharjo membuat satu jaringan listrik terganggu.
Di Kecamatan Kalasan, total ada 15 pohon tumbang. Satu pohon tumbang terjadi di Desa Selomartani, dan 14 pohon di Desa Tamanmartani mengakibatkan satu rumah dan satu kandang ternak rumah rusak dan jaringan telfon terganggu.
Satu pohon tumbang di Kecamatan Ngaglik dan satu pohon tumbang di Kecamatan Sleman sama-sama mengakibatkan terganggunya jaringan listrik dan telfon. Ada pula tiga pohon tumbang di Kecamatan Godean.
Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman, Sri Hartati menilai, untuk penataan lingkungan, pemeliharaan sebenarnya sudah rutin dilakukan. Utamanya, yang ada di ruas-ruas jalan di Kabupaten Sleman.
Pemeliharaan sendiri dilakukan seperti penyiraman dan perapian pohon-pohon. Sebagai antisipasi pohon tumbang, ia mengaku Dinas Lingkungan Hidul telah melaksanakan pengawasan terhadap pohon-pohon.
"Melakukan identifikasi pohon-pohon yang sekiranya rawan atau rapuh untuk tumbang, misal sudah banyak ranting, rimbun, miring, kondisi yang perlu pemangkasan," kata Sri, Kamis (31/1).
Sayangnya, peran pengawasan itu tampak belum terlaksana secara optimal. Hal itu salah satunya dapat dilihat dari masih banyaknya bencana pohon tumbang, baik yang menimpa rumah-rumah atau mengganggu jaringan listrik atau telfon.
Untuk itu, Sri kembali mengingatkan, masyarakat Kabupaten Sleman sangat bisa melakukan pengaduan adanya pohon-pohon rawan tumbang. Pengaduan bisa dilakukan baik melalui Lapor Sleman atau surat permohonan.
Bupati Sleman, Sri Purnomo berjanji, Pemkab terus berkoordinasi dengan TRC BPBD dan relawan-relawan untuk mengatasi masalah itu. Sebab, kejadian seperti itu berdampak sangat besar bagi aktivitas masyarakat.
"Kita akan membuka akses jalan bila tertutup pohon tumbang atau baliho ambruk agar masyarakat tidak terganggu aktivitasnya," ujar Sri.
http://bit.ly/2MK7llh
January 31, 2019 at 08:15PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2MK7llh
via IFTTT
No comments:
Post a Comment