REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kapolres Malang Kota (Makota) AKBP Asfuri mengungkapkan timnya masih harus mendalami penyebab kematian korban mutilasi di lantai II Pasar Besar, Kota Malang, Jawa Timur. Pengakuan pelaku, Sugeng Santoso (49), yang menyatakan korban sudah meninggal ketika dimutilasi masih terus dikaji kebenarannya.
"Ini masih didalami, apakah korban ini meninggalnya akibat sakit atau mungkin ada yang lain," kata Asfuri saat ditemui wartawan di Mapolresta Malang, Jumat (17/5).
Berdasarkan hasil forensik RS Saiful Anwar (RSSA), korban tampak memiliki riwayat penyakit paru-paru akut. Namun, penyakit tersebut belum bisa disebut sebagai penyebab kematian korban.
Soal identitas korban, Asfuri menyatakan sampai saat ini belum terungkap. Meski demikian, pihaknya sudah menyebar sketsa wajah korban ke sejumlah media agar ciri korban tersebar luas.
Kasus mutilasi di lantai II Pasar Besar Kota Malang terungkap pada Selasa (14/5). Jasad korban ditemukan terpotong enam dan sudah dalam kondisi bau serta menghitam sehingga sulit diidentifikasi.
Selang sehari, polisi menangkap Sugeng di Klenteng Eng An Kiong, Jalan Martadinata, Rabu petang (15/5). Berbekal pakaian yang ditinggalkan di Tempat Kejadian Perkara (TKP), aanjing pelacak menemukan Sugeng yang sedang berbaring di sekitar klenteng.
Sugeng mengakui telah memutilasi korban dengan gunting. Berdasarkan pengakuan pelaku, aksi kejahatan ini dilakukan atas permintaan korban sendiri. Ia menyatakan, korban telah meninggal terlebih dahulu karena sakit.
http://bit.ly/2WJZfxc
May 17, 2019 at 04:03PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2WJZfxc
via IFTTT
No comments:
Post a Comment