REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Uni Eropa meminta Iran dan Amerika Serikat (AS) menghindari provokasi. Tindakan keduanya dianggap dapat membuat kawasan Teluk semakin tak stabil.
“Wilayah (Teluk) ini tidak memerlukan elemen destabilisasi lebih lanjut. Ini adalah sesuatu yang telah kami katakan secara konsisten,” kata juru bicara kebijakan luar negeri dan keamanan Uni Eropa Maja Kocijancic pada Senin (20/5), dilaporkan Anadolu Agency.
Dia menegaskan bahwa pernyataannya tak bermaksud mengomentari cicitan tertentu dari pejabat Iran atau AS. Ia hanya ingin menekankan bahwa provokasi harus dihindari. “Semua upaya harus dilakukan untuk meredakan ketegangan,” ujarnya.
AS dan Iran telah terlibat aksi saling ancam. Ketegangan antara kedua negara mulai meningkat sejak AS mengirim kapal induk dan pesawat bomber ke Teluk Persia. Hal itu dinilai merupakan cara Washington untuk menekan Teheran agar mau merundingkan program nuklirnya.
Trump mengatakan, jika Iran menghendaki konflik, itu akan menjadi akhir bagi negara tersebut. “Jangan pernah ancam AS lagi,” kata dia melalui akun Twitter pribadinya pada Ahad lalu.
Trump pun membantah bahwa AS sedang berusaha melakukan negosiasi dengan Iran. “Iran akan menghubungi kami jika dan saat mereka siap. Sementara itu, ekonomi mereka terus runtuh, sangat menyedihkan bagi rakyat Iran,” ucapnya.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pun telah merespons ancaman Trump. Dia mengatakan bahwa negaranya telah berdiri selama ribuan tahun dan berhasil mengusir pihak-pihak yang menyerangnya. “Jangan pernah ancam Iran. Coba untuk menghormati, itu berhasil!” kata dia melalui akun Twitter pribadinya.
Sebelumnya, Zarif pun mnegatakan bahwa negaranya tak mencari peperangan. Namun dia meladeni jika AS menghendaki demikian. Menurut dia, AS tak memiliki nyali untuk berperang melawan negaranya.
http://bit.ly/2Eo3Myb
May 21, 2019 at 05:57PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2Eo3Myb
via IFTTT
No comments:
Post a Comment