REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islamic Book Fair (IBF) 2019 secara resmi telah dibuka sejak hari ini, Rabu (27/2). Dalam kesempatan itu, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi (PAN-RB) Syafruddin mengaku optimistis, pengunjung festival buku-buku islami itu melonjak tahun ini.
Sebab, menurut dia, minat baca di tengah masyarakat kini kian meningkat. Hal itu dapat menjadi modal penting untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan kegiatan literasi seiring pesatnya teknologi.
"Saya rasa minat baca masyarakat itu meningkat. Bahkan, acara Islamic Book Fair ini akan meningkat 20 persen (pengunjungnya). Dan insya Allah pengunjungnya meningkat. Karena tidak ada suatu kemajuan pengetahuan apa pun, meski teknologi makin canggih," kata Menteri Syafruddin usai meresmikan pembukaan IBF 2019 di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (27/2).
Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) itu menambahkan, perkembangan pesat teknologi digital telah mendorong perubahan peradaban dunia pada semua lanskap kehidupan. Karena itu, budaya membaca perlu terus ditingkatkan supaya masyarakat tidak hanyut dalam derasnya informasi.
"Dengan begitu, cara berpikir kita jadi maju dan terbuka. Di dalam buku, terkandung mutiara-mutiara yang tak ternilai harganya. Pertumbuhan literasi (juga) jadi indikator kemajuan suatu bangsa," kata dia.
Menteri Syafruddin membuka acara Islamic Book Fair 2019 yang sudah menginjak tahun ke-18. Dia pun berharap, IBF 2019 dapat turut membangun dunia literasi Islam yang teguh dalam prinsip kebenaran dan mewujudkan Islam yang rahmatan lil 'alamin.
"Saat awal Islam berkembang, Rasululullah adalah penggerak sekaligus poros kejayaan Islam dan para sahabat nabi di bawah khulafaurrasyidin kita mengenal di mana kejayaan Islam yang terakhir itu kesultanan Ottoman (Turki Utsmani)," papar dia.
https://ift.tt/2TjQwn1
February 27, 2019 at 01:22PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2TjQwn1
via IFTTT
No comments:
Post a Comment