REPUBLIKA.CO.ID, TANAH DATAR -- Nagari Sungayang yang terletak di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat punya banyak pesona yang bisa dinikmati oleh wisatawan. Sungayang selama ini dikenal sebagai Negeri beradat, ramah akan pendatang dan punya beragam kuliner khas.
Sejak dua tahun terakhir, Sungayang punya salah satu destinasi wisata baru yang menjadi tempat favorit bagi masyarakat untuk rekreasi. Yakni Puncak Gunung Kasumbo atau dengan nama lain puncak Bukit Kayu Sebatang. Letak perbukitan ini masih dalam rangkaian dari Bukit Barisan yang membelah Pulau Sumatera. Ketinggian Gunung Kasumbo sekitar 700 meter.
Pemerintah Nagari Sungayang bekerja sama dengan sejumlah wakil rakyat yang ada di DPRD tingkat 1 dan tingkat 2, tahun lalu menganggarkan dana untuk membuka jalan baru untuk akses menuju Gunung Kasumbo. Gunung Kasumbo ini merupakan bukit yang paling dekat dengan Nagari Sungayang.
Sebelumnya, untuk mencapai puncak Gunung Kasumbo ini, masyarakat atau pendaki harus menjalani jalan setapak dari beberapa sisi. Ketika itu, pendaki butuh waktu beberapa jam untuk mencapai puncak Gunung Kasumbo. Jadinya orang yang naik ke sana hanya kalangan pemuda dan para penikmat olah raga buru babi saja.
Sejak tahun 2018, pemerintah Nagari Sungayang sudah meresmikan jalan baru di bagian tengah dan samping Gunung Kasumbo. Jalan baru ini membuat akses naik ke puncak semakin mudah. Jalanan ini memudahkan mobil offroad dan sepeda motor bisa naik sampai ke atas. Jadinya, untuk dapat menikmati pemandangan indah dari Gunung Kasumbo, masyarakat hanya membutukan waktu 10 sampai 15 menit saja.
Salah satu pemuda di Nagari Sungayang, Tengku Abd Rauf Gayo, mengatakan sejak jalan baru untuk akses ke Gunung Kasumbo dibuka oleh Pemerintah Nagari Sungayang, minat terhadap panorama di sana menjadi pesat. Sekarang selain pemuda, generasi senior seperti komunitas ibu-ibu sampai lansia yang masih merasa kuat ikut untuk naik ke atas menikmati panorama indah di puncak Gunung Kasumbo.
"Sejak jalan baru dibuka, pengunjung di sini sangat ramai dari biasanya. Bahkan ada yang bermalam di sini. Tapi sekarang jam mendaki ke sini dibatasi sampai sore saja. Sebelum Maghrip jalan akan ditutup untuk menjaga keamanan," kata Rauf kepada Republika.co.id, Ahad (17/2).
Republika mencoba ikut menyusuri perjalanan menuju ke puncak Gunung Kasumbo. Kami berangkat ke sana sekitar pukul 06.00 WIB. Setelah solat subuh berjamaah di Masjid Baiturrahman, Republika bersama beberapa pemuda di Sungayang mulai jalan dengan sepeda motor.
Dari jalan raya menuju kaki Gunung Kasumbo kira-kira satu setengah Kilometer saja. Setelah itu perjalanan dilanjutkan pelan-pelan karena pendakian cukup curam.
Hanya sekitar 10 menit, sepeda motor yang kami naiki tidak sanggup lagi meneruskan perjalanan sampai ke puncak karena jalanan licin pasca kena hujan. Kami meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki.
Berjalan kaki sekitar lima menit saja, kami sudah sampai di puncak Gunung Kasumbo. Saat itu jam tangan masih menunjukkan pukul 06.30 WIB. Suhu udara sangat sejuk segar.
Pemandangan yang paling menyejukkan mata tentu saja Gunung Marapi, hamparan sawah di semua penjuru dan nagari Sungayang yang masih diselimuti awan. Terlihat bentangan Sungai Tampunia. Sungai yang airnya berasal dari Gunung Marapi.
Dari atas puncak Gunung Kasumbo ini, kita dapat melihat lima jorong di Nagari Sungayang, Kenagarian Tanjung di sebelah kanan dan Kenagarian Minang Kabau di sisi kiri. Saat itu karena masih sangat pagi, awan tebal masih menutupi hampir semua Nagari Sungayang.
"Jam pagi paling menyenangkan naik ke sini (Gunung Kasumbo) karena kita terasa seperti di atas lautan awan. Biar semakin lengkap, harus bawa bekal sarapan dan minuman hangat ke sini biar betah sampai matahari terik datang," ujar Rauf.
Karena masih pagi, belum banyak pengunjung yang datang ke sana. Tapi biasanya tempat ini mulai ramai dikunjungi dari pagi ke siang atau dari siang ke sore.
Di dua pintu masuk di kaki Gunung Kasumbo ini juga ada pedagang yang menyediakan air mineral dan aneka makanan. Pengunjung diperbolehkan membawa makanan apa saja ke puncak asalkan tertib dan tidak membuang sampah sembarangan.
Di hari-hari besar seperti 17 Agustus atau pada hari libur lebaran misalnya, begitu ramai kelompok masyarakat yang naik ke atas Puncak Kasumbo hanya untuk rekreasi, olah raga pagi dan makan bersama sambil melihat pemandangan indah.
Adanya objek wisata ini selain membuat populer Nagari Sungayang, juga berimbas positif bagi perekonomian masyarakat sekitar. Warung-warung nasi di antaranya Ampera Ne Ad, Ampera Sagro dan lain-lain yang ada di Nagari Sungayang sering mendapatkan order nasi bungkus ketika ada rombongan yang hendak mendaki ke Gunung Kasumbo. Pengunjung Gunung Kasumbo tidak perlu repot-repot memikirkan makanan sebelum mendaki.
http://bit.ly/2SFcWQ4
February 17, 2019 at 04:47PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2SFcWQ4
via IFTTT
No comments:
Post a Comment