REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Permodalan Nasional Madani (PMN) tahun ini membidik tiga provinsi baru tahun ini. Tiga provinsi tersebut adalah Bali, Kalimantan Tengah dan Bangka Belitung.
"Tiga provinsi itu baru tahun ini, Insyaallah, 2018 di 34 provinsi ada jaringan kami," kata Direktur Utama PNM Arief Mulyadi dalam Bincang Pagi PNM di St Ali Setiabudi One, Selasa (26/2).
Ekspansi perluasan wilayah tetap dilakukan namun peningkatan nasabah bukan menjadi yang utama. Arief mengatakan, pihaknya tahun ini fokus untuk meningkatkan kualitas nasabah exsisting.
Ia menambahkan, tiga tahun awal, pihaknya mendorong nasabah untuk mendapat penghasilan tambahan. Tiga tahun ke depan, selain menambah nasabah PNM ingin meningkatkan kualitas usaha mereka. "Mereka juga bisa meningkatkan serapan tenaga kerja," kata dia.
Arief Mulyadi menjelaskan, 2018 menjadi tahun yang cukup monumental meski belum membuatnya puas karena baru menjadi basis bagi PNM untuk terus berkembang. Secara year on year (yoy) aset PNM pada 2018 meningkat menjadi Rp 18,3 triliun dibanding aset semula Rp 11,1 triliun. "Naiknya 70 persen," ujarnya.
Pada 2018 itu juga PNM dapat mencapai rekor terbaiknya dengan Net Lending tumbuh 136,4 persen, out standing meningkat 79,1 persen dan NoA menanjak hingga 114,40 persen. Bisnis ULaMM, ia melanjutkan, dalam enam tahun terakhir telah mencapai angka NPL terendah yaitu kurang dari tiga persen. NPL konsolidasi yakni ULaMM dan Mekaar 1,33 persen.
Hal itu tidak terlepas dari komitmen pendampingan insan PNM dalam membangun hubungan emosional dan memberikan pendampingan usaha kepada pelaku usaha mikro kecil dan menengah. Pelatihan juga sering dilakukan PNM kepada pada nasabah.
Pada 2018 telah dilakukan 1.777 kali pelatihan dengan 70 ribu peserta. Pelatihan tersebuy mensinergikan nasabah ULaMM dengan nasabah Mekaar. "Diantara 1.777 itu hampir 300 atau 400 ke arah penjualan secara online. Kita kerja sama dengan Google, marketplace juga pelaku-pelaku lain," ujarnya.
Ia melanjutkan, bisnis Mekaar telah melampaui target untuk melayani empat juta ibu prasejahtera di 30 Provinsi di Indonesia. Per 25 Februari 2019, nasabah PNM Mekaar telah mencapai 4,25 juta dengan outstanding Rp 5,891 triliun. Sementara jumlah nasabah ULaMM tidak terlalu banyak hanya 70 ribu per Desember 2018.
"Karena kita ingin itu (nasabah ULaMM) menjadi ikon, role model yang bisa dilihat sekelilingnya," ujarnya.
Tahun ini, ditargetkan jumlah nasabah PNM Mekaar mencapai 4,75 juta nasabah dengan peningkatan siklus pembiayaan. Nilai besaran penyaluran tahun ini ditargetkan Rp 15,3 triliun, angka ini bertambah dari Rp 14,4 triliun pada tahun sebelumnya. Angka Rp 14,4 triliun ini disalurkan untuk Mekaar sebesar Rp 10,4 triliun kepada dua juta lebih nasabah dan sekitar Rp 4 triliun untuk nasabah ULaMM.
https://ift.tt/2Xs73oj
February 26, 2019 at 06:14PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2Xs73oj
via IFTTT
No comments:
Post a Comment