Pages

Wednesday, March 6, 2019

Pengamat: Paslon Capres Sibuk Saling Sindir

Pengamat menilai tingginya undecided voter karena paslon masing sibuk saling sindir.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga survei PolMark mengatakan, berdasarkan hasil survei terbaru angka pemilih yang belum menentukan pilihan atau undecided voter, masih tinggi atau mencapai 33,8 persen. Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai, hal itu karena dua pasangan calon presiden-cawapres masih belum memenuhi ekspektasi masyarakat.

"Dua kandidat yang ada masih jauh dari ekspektasi, khususnya dalam dalam menyampaikan visi misi. Sehingga masyarakat semakin galau, semakin bingung menentukan, pilihan politk," kata Adi Prayitno, Rabu (6/3).

Selain masalah rendahnya pemaparan visi misi. Adi mengatakan, kedua pasangan calon justru sibuk dengan saling sindir. Bahkan pascadebat perdana maupun kedua, pembahasan substansi debat tidak dilakukan. Hal semacam itu menurut Adi hanya mampu memperkuat pendukung masing-masing calon. Namun, tidak berdampak apapun pada pemilih yang belum menentukan pilihan.

"Bahkan pascadebat tidak banyak isu debat yang dibahas. Tapi cenderung saling membongkar kelemahan lawan. Hal semacam itu hanya akan memperkuat tim sukses dan pendukung. Tapi di luar tim sukses, undecided voter masih menunggu sebenarnya kedua kandidat ini memiliki isu yang baik atau tidak," kata Adi.

Selanjutnya, Dosen Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah itu juga menuturkan, pemilih yang belum menentukan pilihan biasanya berasal dari kelompok pemilih rasional. Mereka memilih berdasarkan pemaparan visi misi dan program kerja. Dengan kata lain, mereka memilih berdasarkan rasionalitas pasangan calon, bukan atas fitnah ataupun sindiran yang dilontarkan.

Kemudian, Adi menyontohkan, narasi perang badar maupun total, merupakan narasi yang tidak subtansial. Hal seperti itu menurutnya akan membuat angka undecided voter bertambah. Di sisi lain, ketika disinggung masalah keterbatasan sumber daya partai dalam menghadapi pemilu serentak. Adi mengatakan, partai justru sudah maksimal dalam mengeluarkan seluruh kemampuan. Partai sudah menerjunkan semua kader untuk bertemu masyarakat.

Namun, Adi memberikan catatan, kader partai yang terjun ke masyarakat, seringkali hanya sebatas formalitas. Mereka hanya berbincang ringan dan selfi. Seringkali pada kader tidak mengajak diskusi serius dengan masyarakat. Dengan kata lain, para kader tidak melakukan pendidikan politik yang mampu mendorong masyarakat untuk memilih.

Sebelumnya, PolMark merilis survei pada Selasa (5/3). Dalam survei tersebut, paslon nomor urut 01 memiliki elektabilitas sebesar 40,4%. Paslon 02 memiliki elektabilitas sebesar 25,8%. Sedangkan pemilih yang belum menentukan pilihan mencapai 33,8%.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2IVL8CE
March 06, 2019 at 09:02PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2IVL8CE
via IFTTT

No comments:

Post a Comment