REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas mendesak Amerika Serikat (AS) dan Iran menahan diri serta tak saling melakukan provokasi. Dia memperingatkan kawasan Timur Tengah dapat dengan mudah tersulut peperangan.
“Ini adalah wilayah di mana kelompok-kelompok teroris aktif. Teroris dapat melancarkan serangan untuk meningkatkan kekerasan dan memprovokasi perang,” kata Maas saat berbicara dalam sebuah diskusi panel di Hamburg pada Selasa (21/5), dilaporkan laman Anadolu Agency.
Saat hal itu terjadi, yang akan terlibat dalam peperangan bukan hanya AS dan Iran. “Tapi ini akan dengan cepat membuat seluruh wilayah terbakar,” ujar Maas.
Dia menegaskan kembali komitmen yang berkelanjutan terhadap solusi diplomatik untuk menyelesaikan perselisihan dengan Iran, terutama terkait program nuklir serta pengaruhnya di kawasan.
AS dan Iran telah terlibat aksi saling ancam. Ketegangan antara kedua negara mulai meningkat sejak AS mengirim kapal induk dan pesawat bomber ke Teluk Persia. Hal itu dinilai merupakan cara Washington untuk menekan Teheran agar mau merundingkan program nuklirnya.
Trump mengatakan, jika Iran menghendaki konflik, itu akan menjadi akhir bagi negara tersebut. “Jangan pernah ancam AS lagi,” kata dia melalui akun Twitter pribadinya pada Ahad lalu.
Trump pun membantah bahwa AS sedang berusaha melakukan negosiasi dengan Iran. “Iran akan menghubungi kami jika dan saat mereka siap. Sementara itu, ekonomi mereka terus runtuh, sangat menyedihkan bagi rakyat Iran,” ucapnya.
Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif pun telah merespons ancaman Trump. Dia mengatakan bahwa negaranya telah berdiri selama ribuan tahun dan berhasil mengusir pihak-pihak yang menyerangnya. “Jangan pernah ancam Iran. Coba untuk menghormati, itu berhasil!” kata dia melalui akun Twitter pribadinya.
Sebelumnya Zarif pun mengatakan bahwa negaranya tak mencari peperangan. Namun dia meladeni jika AS menghendaki demikian. Menurut dia, AS tak memiliki nyali untuk berperang melawan negaranya.
http://bit.ly/2wbg6x9
May 22, 2019 at 02:47PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2wbg6x9
via IFTTT
No comments:
Post a Comment