REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- TKQ Uswah Mulya merupakan salah satu sekolah inisiasi dari Sekolah Literasi Indonesia (SLI) yang merupakan salah satu program yang dikelola oleh Dompet Dhuafa Pendidikan (DD Pendidikan). Sebuah Taman Kanak-kanak Alquran yang berada di pinggir kota Bandung ini dikategorikan sebagai sekolah yang berada di daerah urban dan kondisi ini membuat TKQ Uswah Mulya menjadi bagian yang memang membutuhkan perhatian dari pemerintah dan masyarakat.
Kawan SLI Bandung, Reni Rahayu, mengisahkan awal tahun 2018 sekolah TKQ Uswah Mulya sempat vakum karena tidak ada lagi masyarakat yang mendaftarkan anaknya di sekolah tersebut, dan akhirnya menjadi sekolah yang telah ditinggalkan. Awal kedatangan Rani Rahayu yang kerap dipanggil Reni sebagai Konsultan Relawan Sekolah Literasi Indonesia memang sedikit memberi kejutan karena faktanya sekolah ini sudah tidak aktif lagi, hal itu membuat ekspektasi Reni mulai hilang tanpa harapan.
Namun demi sebuah pencapaian, sekolah ini memang harus diaktifkan kembali. Pada akhirnya Reni memutuskan untuk memulai lagi dari nol. Reni mulai menghubungi kembali tenaga-tenaga pendidik yang mau kembali bergerak mengaktifkan sekolah ini. Dan dari tiga pendidik yang dulu mengajar, hanya satu orang saja yang akhirnya mau kembali ke sekolah, dan beliau adalah Dedeh.
Akhirnya bersama Dedeh, Reni mulai melakukan pergerakan, dari menghubungi para perangkat desa hingga mengumpulkan orang-orang yang mau mendukung sekolah ini aktif kembali. "Alhamdulillah, masyarakat mendukung niat Reni dan Bu Dedeh. Perjuanganpun dimulai," ujar Reni seperti dalam siaran pers.
Reni dan Dedeh mulai menyebarkan brosur penerimaan Peserta Didik baru, dan dimana pada awalnya sekolah ini bersifat gratis. Setelah melakukan penyebaran brosur sekolah, akhirnya terkumpul 13 orang siswa, dan itu bagi Reni dan Dedeh merupakan sebuah pencapaian yang luar biasa.
Namun semakin hari siswa semakin bertambah, dari awalnya 13 orang sekarang akhirnya jumlah siswa menjadi 23 orang. Bagi Reni, sosok Dedeh, lebih dari seorang guru biasa, beliau adalah relawan yang ikhlas mengajar anak-anak di TKW Uswah Mulya. Meskipun sekolah ini bersifat gratis dan meskipun ada pendanaan dari sekolah sifatnya ini adalah atas inisiatif orang tua yang mengumpulkan infak sebesar 2.000 rupiah per hari untuk setiap anak.
"Dari dana yang terkumpul dibelikan untuk fasilitas belajar siswa, seperti buku tulis, buku gambar, dan kebutuhan lainnya seperti biaya listrik, iuran sampah, dan lain sebagainya," ungkapnya.
Saat ini TKQ Uswah Mulya sedang melakukan open donasi untuk pengadaan meja belajar, mainan edukatif, alat tulis dan Iqra’. Hal ini dilakukan sebagai salah satu ikhtiar untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana sekolah yang masih terbatas dan cukup memprihatinkan.
Reni, gadis asli Bandung ini beserta guru TKQ Uswah Mulya sangat berharap sekali dengan diadakannya open donasi ini mampu membuka peluang kepada masyarakat luas untuk ikut membantu pendidikan di TKQ Uswah Mulya agar berjalan dengan baik, sehingga pendidikan yang berkualitas juga dapat dirasakan oleh siswa yang sekolah di sana.
http://bit.ly/2WYCW73
May 22, 2019 at 08:40PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2WYCW73
via IFTTT
No comments:
Post a Comment