REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, memberikan fasilitas untuk jamaah yang hendak beriktikaf. Fasilitas yang dimaksud berupa sajian makanan dan minuman untuk sahur dan berbuka puasa serta rangkaian adanya ceramah kajian keagamaan.
"Kita sudah siapkan tempat tidur di blataran Masjid (Bangunan kedua), kita juga membagikan makanan sahur dan berbuka," ujar Sekertaris Dewan Pengurus Masjid Sunda Kelapa, Ismed Hasan Putro saat ditemui Republika.co.id di Jakarta, Rabu (22/5).
Ismed mengatakan, iktikaf di Masjid Sunda Kelapa sudah menjadi bagian dari tradisi. Setiap bulan Ramadhan, menurutnya, jumlah pesera iktikaf di sana bisa mencapai tiga ribu orang.
"Itu menjadi tradisi Masjid Sunda Kelapa. Kita mengisi iktikaf dengan ceramah dan juga shalat tahajud, shalat taubat, dengan mendatangkan imam dari Yaman," ujarnya.
Sejauh ini, Ismed menjelaskan, jumlah jamaah yang hadir di Masjid Sunda Kelapa rata-rata per malam diperkirakan sekitar seribu orang. Angka itu baginya terhitung sedikit jika dibandingkan dengan malam ke-25 atau 27 di akhir bulan Ramadhan.
"Malam 25, 27, dan 29 (jika puasa sampai 30) jamaah yang melakukan iktikaf di sini bisa mencapai lima ribu jemaah," ungkapnya.
Ismed mengatakan, dengan jumlah jamaah hingga ribuan, pihaknya tidak khawatir terhadap keamanan. Jamaah, kata Ismed, rata-rata telah mengetahui tradisi di Masjid Sunda Kelapa untuk menjaga barang-barang berharga selama di rumah ibadah.
Meskipun demikian, pihaknya tetap memperingatkan kepada jamaah yang beriktikaf untuk tetap berhati-hati. Sebab, dia meyakini, kejahatan kecil biasanya dilakukan oleh jamaah satu terhadap jamaah lainnya karena melihat kesempatan.
"Kita tetap menghimbau agar jamaah mewaspadai barang mereka agar tidak terjadi hal yang tak diinginkan misalnya pencarian. Tapi sejauh ini, untuk keamanan, kita juga ada dari marinir, TNI, dan sejumlah aparat. Jadi, insya Allah aman," jelasnya.
Dia menambahkan, Masjid Sunda Kelapa, biasanya memulai iktikaf pukul 22.00 WIB sampai 03.00 WIB dini hari. Namun pada hari libur, iktikaf bisa dilanjutkan hingga waktu pelaksanaan shalat dhuha.
"Kita datangkan khusus penceramah, misalnya pak Quraish Shihab, Nasaruddin Umar untuk mengisi iktikaf," tuturnya.
http://bit.ly/2VGa4is
May 22, 2019 at 05:43PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2VGa4is
via IFTTT
No comments:
Post a Comment