REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum partai Golkar Airlangga Hartanto angkat bicara terkait perebutan kursi menteri dan ketua MPR. Golkar kini tengah berebut posisi ketua parlemen negara dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) serta kursi menteri bersama Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Terkait kursi ketua MPR dan menteri, Airlangga berpendapat jika Golkar lebih pantas menduduki kursi-kursi tersebut. Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional (TKN) ini beralasan jika Golkar juga mendapatkan suara lebih banyak dalam Pileg 2019.
"Ya suara Golkar kan lebih tinggi dari PKB, jadi proporsional saja," kata Airlangga Hartanto usai menemui calon wakil presiden (cawapres) Ma'ruf Amin di Jalan Situbondo, Menteng, Jakarta Pusat pada Rabu (22/5).
Berdasarkan rekapitulasi nasional Komisi Pemiluhan Umum (KPU) mendapati perolehan suara Golkar sebesae 17.229.789 atau 12,31 persen. Sementara, PKB mengantongi 13.570.097 atau 9,69 persen. Data suara sah pileg sebanyak 139.971.260.
Meski demikian, Airlangga masih belum mau mengungkapkan kader yang bakal didorong mengisi posisi tersebut. Menteri Perindustrian itu masih bungkam terkait kandidat yang menurutnya pantas untuk menduduki kursi ketua MPR.
"Ada di kantongnya Pak Agus (Gumiwang Kartasasmita, menteri sosial RI)," kata Airlangga sambil tertawa.
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin sebelumnya berharap jika partainya bisa mendapatkan sembilan jatah kursi menteri dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf nanti. Di saat yang bersamaan, dia juga meminta kursi ketua MPR menyusul masuknya 60 orang masuk parlemen.
Dia mengatakan ucapannya tersebut merupakan sebuah doa sehingga tak boleh dilarang. "Doanya sepuluh yang dapat sembilan ya Alhamdulillah," katanya.
Sekretaris Jendral PPP Arsul Sani berharap jika portofolio partainya bisa bertambah di pemerintahan mendatang. Dia mengatakan, ini mengingat partai berlambah Ka'bah itu sudah membantu kemenangan pasangan Jokowi-Ma'ruf sejak awal.
Meski demikian, Arsul menyerahkan sepenuhnya pengisian posisi menteri dari PPP kepada Jokowi. Wakil Ketua TKN itu mengatakan, ini mengingat pemilihan pembantu presiden merupakan hak prerogatif kepala negara.
Kendati, Arsul mengaku jika PPP tidak berani meminta porsi yang lebih besar ketimbang PKB. Dia mengatakan, jumlah suara PKB juga masih lebih banyak dari PPP. Partai yang diketuai Plt Suharso Monoarfa itu memperoleh 6.323.147 atau 4,52 persen suara.
"Jangan gitulah, PKB kan kursinya lebih banyak, jadi wajar," kata Arsul lagi.
http://bit.ly/2YGYmpG
May 22, 2019 at 05:23PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2YGYmpG
via IFTTT
No comments:
Post a Comment