Pages

Wednesday, March 6, 2019

Anggito: BPKH Bakal Punya Pabrik Dapur Makanan di Saudi

IHRAM.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Anggito Abimanyu meminta semua pihak optimistis BPKH dapat mengelola dana haji dengan baik. Sejak diresmikannya sebagai badan yang memiliki otoritas mengelola dana haji, BPKH telah memiliki pengelolaan keuangan jangka panjang.

Baca Juga:

"Alhamdulillah, Bang Adi Warman yang tadi pesimistis betul dengan BPKH saya kira hepotesis itu harus kita patahkan," kata Anggito saat menjadi pembicara dalam seminar nasional Manajemen Bisnis Syariah Pada Travel Haji dan Umrah di Hotel Bidakara, Rabu (6/2).

Anggito meminta semua pihak optimistis terhadap kinerja BPKH yang selama ini dilakukan. Apalagi BPKH dalam waktu dekat akan memiliki pabrik kitchen atau dapur makanan di Saudi Arabi. "Saya sudah bisik-bisik denga KH Maruf mohon doanya, kami akan punya pabrik kitchen di Arab Saudi," ujarnya.

Anggito mengatakan, setelah dibentuk sebagai sebuah badan yang mengelola dana haji secara resmi BPKH telah melakukan survei di Arab Saudi untuk melihat investasi apa yang bagus dijalankan di Saudi. Menurut Anggito, Pemerintah Saudi menyambut baik niat Pemerintah RI melalui BPKH yang ingin menanamkan modalnya di Saudi. Untuk itu Pemerintah Arab Saudi menawarkan beberapa investor Saudi untuk dapat diajak kerja sama.

"Kami ditawari berbagai macam investor-investor Araba Saudi tapi kami menghidari karena inget nasehatnya Pak Agus Marto (terkait ketidakpastian investasi di Saudi)," katanya.

Anggito memastikan, BPKH telah menggandeng dua institusi besar untuk aman dalam menanamkan modalnya di Saudi. Dua institusi besar tersebut adalah Islamic Development Bank (IDP) dan Pemerintah Arab Saudi.

"Jadi kami menggandeng dua institusi besar pertama IDP dan Pemerintah Arab Saudi sebagai pintu masuk dan itu hasil kajian dari teman-temam ekonomi Islam mengenai strategic asset allocation," katanya.

Selain menyampaikan proyeksi BPKH, Anggito juga menyampaikan beberapa program kerja yang sudah dilakukan BPKH. Program kerja yang sudah dilakukan BPKH adalah memperkenalkan bisnis apa saja yang akan dijalankan BPKH dan membuat virtual account.

Melalui virtual account itu jamaah tunggu, kata Anggito bisa memantau berapa jumlah pengembalian uang yang diterima dari setoran awal sebesar Rp 25 juta itu.

"Itu kiranya apa yang sudah kami lakukan secara bersama-sama, bersama para ahli ekonomi Islam meskipun secara lembaga sudah dilakukan tetapi secara individu kami sudah banyak mengundang dan tur ke beberapa universitas Islam untuk mengajak mengundang pemikiran dari para ahli ekonomo Islam," katanya.

Selain menyampaikan program kerja, pada kesempatan tersebut Anggito juga menyampaikan bantahan terkait desain akad wakalah yang banyak menuai protes. Karena melalaui akad wakala itu pemerintah menjadi yang tertuduh menggunakan dana haji untuk keperluan infrastruktur. "Akad wakalah itu didesain oleh para ahli ekonomi Islam termasuk ahli-ahli ekenomi dari UIN maupun dari ormas-ormas Islam," katanya.

Berita Terkait

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2NJJPoT
March 06, 2019 at 05:00PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2NJJPoT
via IFTTT

No comments:

Post a Comment