Pages

Saturday, November 17, 2018

LSI Sebut Masih Banyak Isu Receh di Kampanye

Isu receh dinilai tak akan berpengaruh ke massa belum tentukan pilihan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pimpinan Denny JA, Adjie Alfaraby menyebut isu yang dimunculkan kedua pasangan calon presiden dan wakil presiden dalam masa kampanye belum substantif.

Menurut Adjie, baik pasangan Jokowi-Ma'ruf maupun Prabowo-Sandiaga belum banyak merepresentasikan visi, misi maupun program masing-masing kandidat.

"Soal capres, isu yang muncul memang tidak substansif dan merepresentasikan program kandidat, banyak isu receh," ujar Adjie saat ditemui di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (17/11).

Menurutnya, isu-isu tidak substantif tersebut tidak berefek ke masyarakat yang belum menentukan pilihannya. Sebaliknya, isu-isu tersebut hanya menguatkan para pemilih loyal ke masing-masing kandidat. "Hanya menguatkan pemilih loyal," ujar Adjie.

Baca juga, Prabowo Dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Sementara, pemilih-pemilih yang belum menentukan pilihan, masih menunggu visi, misi maupun program pasangan calon. Karenanya, ia berharap masing-masing kandidat mulai memunculkan isu-isu substantif terkait visi, misi maupun program.

"Kami harap ada lebih banyak debat publik dan masing-masing kubu sampaikan program kerja, agenda kebijakan, sehingga pemilih jelas membedakan antara dua capres dari berbagai isu," kata Adjie.

Sebelumnya, sejak kampanye dimulai pada 23 September 2018 lalu, kedua pasangan calon presiden maupun wakil presiden mulai melakukan kampanye ke masyarakat.

Namun, hingga dua bulan berjalan, belum tampak adu gagasan maupun visi dan misi kedua pasangan. Masyarakat justru dijejali aksi saling lempar istilah atau kata-kata dari dua kubu seperti 'tempe setipis ATM', 'tampang Boyolali', 'politik Sontoloyo', hingga 'politik genderuwo'.

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2FoWsWc
November 17, 2018 at 02:53PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2FoWsWc
via IFTTT

No comments:

Post a Comment