Pages

Wednesday, January 23, 2019

Serikat Guru Los Angeles Akhiri Mogok Kerja Setelah 6 Hari

Gaji guru akan dinaikkan dan jumlah staf dinaikkan.

REPUBLIKA.CO.ID, LOS ANGELES -- Guru-guru di Los Angeles, Amerika Serikat (AS) yang melakukan mogok kerja sepakat menyetujui kontrak baru dan kembali ke kelas masing-masing. Guru-guru di Los Angeles melakukan unjuk rasa dan mogok kerja selama enam hari untuk memprotes anggaran pendidikan dan menuntut tambahan staf pendukung di distrik terbesar kedua di AS tersebut.

Meski belum seluruh suara dihitung, tapi angka awalnya sudah menunjukan mayoritas guru sebanyak 30 ribu orang sepakat dengan kontrak baru yang tentatif. "Karena itu (kami) mengakhiri pemogokan dan kembali ke sekolah besok," kata Presiden Persatuan Guru Amerika Serikat, Alex Caputo-Pearl, Rabu (23/1).

Wali Kota Los Angeles Eric Garcetti yang didampingi pemimpin-pemimpin perserikatan guru dan Persatuan Sekolah Los Angeles (UTLA) mengumumkan kesepakatan itu di City Hall Los Angeles. Pengumuman itu dilakukan setelah negosiasi antara serikat guru dengan distrik sekolah yang memakan waktu selama 21 jam.

"Ini perjanjian yang bagus, perjanjian yang bersejarah," kata Garcetti.

Di Amerika sekolah negeri diatur oleh distrik sekolah yang dikelola oleh dewan sekolah. Setiap distrik sekolah atau biasa hanya disebut distrik bergerak sebagai pemerintahan dengan tujuan khusus yang independen. Lembaga itu berada di luar wewenang pemerintah kota atau negara bagian.

Berdasarkan kesepakatan yang dijabarkan para pejabat dalam konferensi pers kontrak baru tersebut akan menaikan upah para guru sebesar 6 persen. Selain itu, distrik juga harus komitmen untuk mengurangi ukuran kelas selama empat tahun ke depan.

Dalam penjelasan persatuan sekolah dan serikat guru yang lebih rinci lagi disebutkan akan ada tambahan 600 posisi perawat selama tiga tahun ke depan. Jumlah pustakawan dan konselor juga akan ditingkatkan. 

Salah satu guru Marianne O’Brien mengatakan kebutuhan staf pendukung menjadi alasan utamanya ikut unjuk rasa. "Ini bukan hanya untuk guru, tapi juga konselor, perawat, psikolog, dan pekerja sosial," kata guru bahasa Inggris kelas 10 itu.

Para pejabat pemerintahan Los Angeles mengatakan kontrak baru ini menghapus klausul lama yang memberikan otoritas kepada distrik untuk mengatur ukuran kelas. Jumlah siswa dari kelas 4 sampai 12 akan dikurangi satu setelah dua tahun ke depan dan dikurangi dua pada tahun 2021 sampai 2022.

Tuntutan kenaikan upah, ukuran kelas, dan staf pendukung menyebabkan mogok kerja pertama sejak 30 tahun terakhir di distrik dengan 640 ribu murid ini. Menyebabkan sekolah harus mencari banyak guru dan staf pengganti.

Pemerintah lokal mengatakan tuntutan serikat guru dapat membuat sistem pendidikan bangkrut. Sementara mereka mengalami defisit anggaran yang mencapai setelah miliar dolar AS pada tahun ini. Pemerintah setempat juga harus membayar uang pensiunan dan jaminan kesehatan para guru.

Superintendent Los Angeles Unified School District Austin Michael Beutner mengatakan ia senang kesepakatan kontrak baru sudah dicapai. Tapi ia memperingatkan masih ada tantangan keuangan yang harus dihadapi sistem sekolah di Los Angeles.

"Permasalahannya selalu: bagaimana kami bisa membayarnya? permasalahan itu tidak selesai dengan kami memiliki kontrak baru, kami tidak bisa menyelesaikan masalah sekolah negeri yang kurang mendapat investasi selama 40 tahun dalam satu atau dua pekan," kata Beutner.

UTLA menyimpulkan dalam kesepakatan tentatif ini serikat guru, pemerintah dan sistem sekolah Los Angeles bahu membahu untuk 'meningkatkan anggaran' pendidikan Los Angeles. Dewan Pendidikan Negara Bagian diminta untuk segera meratifikasi kesepakatan yang akan berakhir pada tahun 2022 itu.

Ketika pengumuman tersebut dibacakan ada ribuan guru dan pendukung mereka memakai pakaian warna merah yang berkumpul di depan City Hall Los Angeles. Kerumuman itu mulai bersorak, meniupkan terompek dan meneriakan inisial Caputo-Pearl, ketika Presiden Persatuan Guru Los Angeles keluar dari City Hall dengan tersenyum.

Seorang guru anak luar biasa Joaquin Flores mengatakan ia yakin akan mendukung kesepakatan tersebut. Kecuali jika kesepakatan itu mengurangi jaminan kesehatan dan tidak cukup banyak mengurangi ukuran kelas.

"Ini seperti metafor, matahari sudah terbenam, ketika kami memulai negosiasi hujan dan dingin, rasanya seperti hari baru," kata Flores.  

Sebelum para guru melakukan pemungutan suara salah seorang guru Sharon Maloney mengatakan ia ragu mendukung kesepakatan itu tanpa melihat rinciannya. Ia skeptis dengan kesepakatan yang buat distrik dalam meningkatkan upah guru, mengurangi ukuran kelas memberikan jaminan kesehatan kepada guru baru.

Ia curiga superintendent hanya akan menghabiskan 2 miliar dolar AS dari dana cadangan. "Saya curiga dengan motif Beutner," kata Maloney.

Wali Kota Garcetti meminta pembicaraan kembali dilanjutkan pada Kamis (24/1). Ia memang tidak memiliki wewenang mengantur LAUSD tapi ia ingin membantu kedua belah pihak yakni distrik dan guru untuk mencapai kesepakatan dalam negosiasi yang tak kunjung selesai.

Let's block ads! (Why?)


http://bit.ly/2CD67nh
January 23, 2019 at 03:57PM from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2CD67nh
via IFTTT

No comments:

Post a Comment