REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) dihadapkan pada tiga tantangan dalam menjalankan perannya dalam gerakan pembaruan.
Asisten Staf Khusus Presiden Bidang Keagamaan Internasional, Pradana Boy ZTF, mengatakan tantangan yang pertama adalah pergerakan manusia yang semakin cepat.
Gerak tersebut, kata Pradana, diakibatkan proses globalisasi, maupun kesepakatan politik antarnegara yang mempermudah warganya untuk saling berkunjung.
Dia menjelaskan, tantangan yang kedua yaitu pergerakan modal, dan terakhir pertumbuhan media. Pertumbuhan media yang memproduksi banyak informasi itu tidak dialami generasi sebelumnya. Berbeda dengan generasi sekarang yang begitu mudah menerima informasi.
"Manusia bingung karena terlalu banyak menerima informasi," kata Pradana pada malam refleksi Milad IMM ke-55 di Madrasah Muallimin Yogyakarta, Kamis (14/3) malam.
Maka dari itu, kata dia, dalam ketiga konteks inilah IMM dan generasi muda perlu mengambil peran dan merumuskan seperti apa bentuknya pembaruan ke depan.
"Di samping mengacu pada landasan normatif (nilai agama dan teladan KH. Ahamd Dahlan), tetapi juga mengacu pada perkembangan di masyarakat," kata Pradana memberi tips pada hadirin dalam mengambil peran.
Milad ke-55 IMM yang diselenggarakan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) IMM Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini dihadiri 203 peserta yang datang dari daerah Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jatim (Malang, Surabaya).
IMM mengundang Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nasir dan Asisten Staf Khusus Presiden Bidang Keagamaan Internasional Pradana Boy ZTF menjadi pembicara.
Acara sederhana ini ditutup doa bersama dan pemotongan tumpeng oleh Ketua Umum Muhammasdiyah. Doa dan potong tumpeng dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas eksistensi IMM selama 55 tahun.
https://ift.tt/2HzTAFc
March 15, 2019 at 08:05PM from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2HzTAFc
via IFTTT
No comments:
Post a Comment